Blogroll

SELAMAT DATANG DI BLOG BIMBINGAN KONSELING ONLINE SMK PLUS QURROTA AYUN - See more at: http://www.seoterpadu.com/2013/07/cara-membuat-tulisan-berjalan-marquee.html#sthash.UeskRGAb.dpuf
SELAMAT DATANG DI BLOG BIMBINGAN KONSELING ONLINE SMK PLUS QURROTA AYUN - See more at: http://www.seoterpadu.com/2013/07/cara-membuat-tulisan-berjalan-marquee.html#sthash.UeskRGAb.dpuf

Rabu, 28 Maret 2012

Mangkuk yang Cantik, Madu yang Manis dan Sehelai Rambut


Rasulullah SAW dengan sahabat-sahabatnya Abu Bakar Ash Shiddiq r.a., Umar bin Khattab r.a., Utsman bin Affan r.a., dan ‘Ali bin Abi Thalib r.a. bertamu ke rumah Ali r.a. Di rumah Ali r.a. istrinya Fathimah Az Zahra r.ha. putri kesayangan Rasulullah SAW menghidangkan untuk mereka madu yang diletakkan di dalam sebuah mangkuk yang cantik, dan ketika semangkuk madu itu dihidangkan sehelai rambut ikut di dalam mangkuk itu. Baginda Rasulullah SAW kemudian meminta kesemua sahabatnya untuk membuat suatu perbandingan terhadap ketiga benda tersebut (Mangkuk yang cantik, madu yang manis, dan sehelai rambut).
Abu Bakar Ash Shiddiq r.a berkata, “iman itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik ini, orang yang beriman itu lebih manis dari madu, dan mempertahankan iman itu lebih susah dari meniti sehelai rambut”.
Umar bin Khattab r.a berkata, “kerajaan itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik ini, seorang raja itu lebih manis dari madu, dan memerintah dengan adil itu lebih sulit dari meniti sehelai rambut”.
Utsman bin Affan r.a. berkata, “ilmu itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik ini, orang yang menuntut ilmu itu lebih manis dari madu, dan ber’amal dengan ilmu yang dimiliki itu lebih sulit dari meniti sehelai rambut”.
Ali bin Abi Thalib r.a berkata, “tamu itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik ini, menjamu tamu itu lebih manis dari madu, dan membuat tamu senang sampai kembali pulang ke rumahnya adalah lebih sulit dari meniti sehelai rambut”.
Fathimah Az Zahra r.ha. berkata, “seorang wanita itu lebih cantik dari sebuah mangkuk yang cantik, wanita yang ber-purdah itu lebih manis dari madu, dan mendapatkan seorang wanita yang tak pernah dilihat orang lain kecuali muhrimnya lebih sulit dari meniti sehelai rambut”.
Rasulullah SAW berkata, “seorang yang mendapat taufiq untuk beramal adalah lebih cantik dari mangkuk yang cantik ini, beramal dengan amal yang baik itu lebih manis dari madu, dan berbuat amal dengan ikhlas adalah lebih sulit dari meniti sehelai rambut”.
Malaikat Jibril AS berkata, “menegakkan pilar-pilar agama itu lebih cantik dari sebuah mangkuk yang cantik, menyerahkan diri, harta, dan waktu untuk usaha agama lebih manis dari madu, dan mempertahankan usaha agama sampai akhir hayat lebih sulit dari meniti sehelai rambut”.
Allah SWT berfirman, ” Sorga-Ku itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik itu, nikmat sorga-Ku itu lebih manis dari madu, dan jalan menuju sorga-Ku adalah lebih sulit dari meniti sehelai rambut”.

Kisah Tiga Karung Beras


Ini adalah makanan yang tidak bisa dibeli dengan uang. Kisah ini adalah
kisah nyata sebuah keluarga yang sangat miskin, yang memiliki seorang anak
laki-laki. Ayahnya sudah meninggal dunia, tinggalah ibu dan anak
laki-lakinya untuk saling menopang.
Ibunya bersusah payah seorang membesarkan anaknya, saat itu kampung
tersebut belum memiliki listrik. Saat membaca buku, sang anak tersebut
diterangi sinar lampu minyak, sedangkan ibunya dengan penuh kasih
menjahitkan baju untuk sang anak.
Saat memasuki musim gugur, sang anak memasuki sekolah menengah atas.
Tetapi justru saat itulah ibunya menderita penyakit rematik yang parah
sehingga tidak bisa lagi bekerja disawah.
Saat itu setiap bulannya murid-murid diharuskan membawa tiga puluh kg
beras untuk dibawa kekantin sekolah. Sang anak mengerti bahwa ibuya tidak
mungkin bisa memberikan tiga puluh kg beras tersebut.
Dan kemudian berkata kepada ibunya: ” Ma, saya mau berhenti sekolah dan
membantu mama bekerja disawah”. Ibunya mengelus kepala anaknya dan berkata
: “Kamu memiliki niat seperti itu mama sudah senang sekali tetapi kamu
harus tetap sekolah. Jangan khawatir, kalau mama sudah melahirkan kamu,
pasti bisa merawat dan menjaga kamu. Cepatlah pergi daftarkan kesekolah
nanti berasnya mama yang akan bawa kesana”.
Karena sang anak tetap bersikeras tidak mau mendaftarkan kesekolah,
mamanya menampar sang anak tersebut. Dan ini adalah pertama kalinya sang
anak ini dipukul oleh mamanya.
Sang anak akhirnya pergi juga kesekolah. Sang ibunya terus berpikir dan
merenung dalam hati sambil melihat bayangan anaknya yang pergi menjauh.
Tak berapa lama, dengan terpincang-pincang dan nafas tergesa-gesa Ibunya
datang kekantin sekolah dan menurunkan sekantong beras dari bahunya.
pengawas yang bertanggung jawab menimbang beras dan membuka kantongnya dan
mengambil segenggam beras lalu menimbangnya dan berkata : ” Kalian para
wali murid selalu suka mengambil keuntungan kecil, kalian lihat, disini
isinya campuran beras dan gabah. Jadi kalian kira kantin saya ini tempat
penampungan beras campuran”. Sang ibu ini pun malu dan berkali-kali
meminta maaf kepada ibu pengawas tersebut.
Awal Bulan berikutnya ibu memikul sekantong beras dan masuk kedalam
kantin. Ibu pengawas seperti biasanya mengambil sekantong beras dari
kantong tersebut dan melihat. Masih dengan alis yang mengerut dan berkata:
“Masih dengan beras yang sama”. Pengawas itupun berpikir, apakah kemarin
itu dia belum berpesan dengan Ibu ini dan kemudian berkata : “Tak perduli
beras apapun yang Ibu berikan kami akan terima tapi jenisnya harus dipisah
jangan dicampur bersama, kalau tidak maka beras yang dimasak tidak bisa
matang sempurna.
Selanjutnya kalau begini lagi, maka saya tidak bisa menerimanya”
.
Sang ibu sedikit takut dan berkata : “Ibu pengawas, beras dirumah kami
semuanya seperti ini jadi bagaimana? Pengawas itu pun tidak mau tahu dan
berkata : “Ibu punya berapa hektar tanah sehingga bisa menanam bermacam-
macam jenis beras”. Menerima pertanyaan seperti itu sang ibu tersebut
akhirnya tidak berani berkata apa-apa lagi.
Awal bulan ketiga, sang ibu datang kembali kesekolah. Sang pengawas
kembali marah besar dengan kata-kata kasar dan berkata: “Kamu sebagai mama
kenapa begitu keras kepala, kenapa masih tetap membawa beras yang sama.
Bawa pulang saja berasmu itu !”.
Dengan berlinang air mata sang ibu pun berlutut di depan pengawas tersebut
dan berkata: “Maafkan saya bu, sebenarnya beras ini saya dapat dari
mengemis”. Setelah mendengar kata sang ibu, pengawas itu kaget dan tidak
bisa berkata apa-apa lagi. Sang ibu tersebut akhirnya duduk diatas lantai,
menggulung celananya dan memperlihatkan kakinya yang sudah mengeras dan
membengkak.
Sang ibu tersebut menghapus air mata dan berkata: “Saya menderita rematik
stadium terakhir, bahkan untuk berjalan pun susah, apalagi untuk bercocok
tanam. Anakku sangat mengerti kondisiku dan mau berhenti sekolah untuk
membantuku bekerja disawah. Tapi saya melarang dan menyuruhnya bersekolah
lagi.”
Selama ini dia tidak memberi tahu sanak saudaranya yang ada dikampung
sebelah. Lebih-lebih takut melukai harga diri anaknya.
Setiap hari pagi-pagi buta dengan kantong kosong dan bantuan tongkat pergi
kekampung sebelah untuk mengemis. Sampai hari sudah gelap pelan-pelan
kembali kekampung sendiri. Sampai pada awal bulan semua beras yang
terkumpul diserahkan kesekolah.
Pada saat sang ibu bercerita, secara tidak sadar air mata Pengawas itupun
mulai mengalir, kemudian mengangkat ibu tersebut dari lantai dan berkata:
“Bu sekarang saya akan melapor kepada kepala sekolah, supaya bisa
diberikan sumbangan untuk keluarga ibu.” Sang ibu buru- buru menolak dan
berkata: “Jangan, kalau anakku tahu ibunya pergi mengemis untuk sekolah
anaknya, maka itu akan menghancurkan harga dirinya. Dan itu akan
mengganggu sekolahnya. Saya sangat terharu dengan kebaikan hati ibu
pengawas, tetapi tolong ibu bisa menjaga rahasia ini.”
Akhirnya masalah ini diketahui juga oleh kepala sekolah. Secara diam- diam
kepala sekolah membebaskan biaya sekolah dan biaya hidup anak tersebut
selama tiga tahun. Setelah Tiga tahun kemudian, sang anak tersebut lulus
masuk ke perguruan tinggi qing hua dengan nilai 627 point.
Dihari perpisahan sekolah, kepala sekolah sengaja mengundang ibu dari anak
ini duduk diatas tempat duduk utama. Ibu ini merasa aneh, begitu banyak
murid yang mendapat nilai tinggi, tetapi mengapa hanya ibu ini yang
diundang. Yang lebih aneh lagi disana masih terdapat tiga kantong beras.
Pengawas sekolah tersebut akhirnya maju kedepan dan menceritakan kisah
sang ibu ini yang mengemis beras demi anaknya bersekolah.
Kepala sekolah pun menunjukkan tiga kantong beras itu dengan penuh haru
dan berkata : “Inilah sang ibu dalam cerita tadi.”
Dan mempersilakan sang ibu tersebut yang sangat luar biasa untuk naik
keatas mimbar.
Anak dari sang ibu tersebut dengan ragu-ragu melihat kebelakang dan
melihat gurunya menuntun mamanya berjalan keatas mimbar. Sang ibu dan sang
anakpun saling bertatapan. Pandangan mama yang hangat dan lembut kepada
anaknya. Akhirnya sang anak pun memeluk dan merangkul erat mamanya dan
berkata: “Oh Mamaku…… ……… …
Inti dari Cerita ini adalah:
Pepatah mengatakan: “Kasih ibu sepanjang masa, sepanjang jaman dan
sepanjang kenangan” Inilah kasih seorang mama yang terus dan terus memberi
kepada anaknya tak mengharapkan kembali dari sang anak. Hati mulia seorang
mama demi menghidupi sang anak berkerja tak kenal lelah dengan satu
harapan sang anak mendapatkan kebahagian serta sukses dimasa depannya.
Mulai sekarang, katakanlah kepada mama dimanapun mama kita berada dengan
satu kalimat: ” Terimakasih Mama.. Aku Mencintaimu, Aku Mengasihimu. ..
selamanya”.
http://kembanganggrek2.blogspot.com/

Senin, 26 Maret 2012

Jangan Terlalu Mudah Menghakimi atau Bahkan Memvonis Orang Lain

Kisah berikut ini mungkin dapat menjadi inspirasi untuk kita.

Seorang dokter sedang bergegas masuk ke dalam ruang operasi. Ayah dari anak yang akan dioperasi menghampirinya “Kenapa lama sekali anda sampai ke sini? Apa anda tidak tahu, nyawa anak saya terancam jika tidak segera di operasi?!” Labrak si ayah.

Dokter itu tersenyum, “Maaf, saya sedang tidak di Rumah Sakit tadi, tapi saya secepatnya ke sini setelah ditelepon pihak RS.”

Lalu ia menuju ruang operasi, setelah beberapa jam ia keluar dengan senyuman di wajahnya. “اِنْشَاءَ اللَّه ِ, keadaan anak anda kini stabil.” Tanpa menunggu jawaban sang ayah, dokter tersebut berkata “Suster akan membantu anda jika ada yang ingin anda tanyakan.” Dokter tersebut berlalu.

“Kenapa dokter itu angkuh sekali? Dia kan sepatutnya memberikan penjelasan mengenai keadaan anak saya!” Sang ayah berkata pada suster.

Sambil meneteskan air mata suster menjawab, “Anak dokter tersebut meninggal dalam kecelakaan kemarin sore, ia sedang menguburkan anaknya saat kami meneleponnya untuk melakukan operasi pada anak anda. Sekarang anak anda telah selamat, ia bisa kembali berkabung.”

Jangan pernah terburu-buru menilai seseorang!
Tapi maklumilah tiap jiwa disekeliling kita yang menyimpan cerita kehidupan tak terbayangkan di benak kita. 

Selasa, 20 Maret 2012

Terima Kasih Atas Waktumu

inspirasi waktu
Alkisah, Putera yang telah yatim sedari kecil, tinggal bersama sang bunda di sebuah rumah yang sederhana. Mereka bertetangga akrab dengan Pak Mansur yang tinggal sendiri di rumahnya yang luas. Dalam segala hal, masalah apa pun, Pak Mansur adalah konsultan terbaik bagi Putera. 

Setelah lulus sekolah dan menikah, Putera dan keluarga kecilnya pindah ke kota. Dia begitu sibuk bekerja hingga tidak punya waktu untuk menemani istri dan anaknya, apalagi pulang kampung untuk bertandang ke tetangganya dulu.

Suatu hari, bunda mengabarkan berita duka bahwa Pak Mansur meninggal dunia dan akan dimakamkan 3 hari mendatang. Meski pekerjaan menumpuk, Putera memutuskan untuk pulang. Upacara pemakaman berlangsung sederhana dan sepi karena Pak Mansur tidak memiliki banyak kerabat.

Malam sebelum kembali ke kota, Putera bersama sang bunda berkunjung ke rumah tetangga lama. Pusaran waktu seakan membawanya ke masa lalu saat bersama penghuni rumah itu. Di sini, setiap lukisan, setiap sudut, dia hafal dan paling tahu...Tiba-tiba, Putera menghentikan langkahnya dan menatap meja di depannya.

"Ada apa?" tanya bunda.
"Kotak kecil itu hilang", jawab Putera.
"Kotak kecil apa?", tanya bundanya lagi.
"Pak Mansur punya sebuah kotak kecil berwarna emas dan terkunci. Di meja ini, sering saya tanya, 'Apa isi kotak kecil itu?' dan dia selalu menjawab, ‘Di dalam sini, tersimpan barang yang paling berharga'," jelas Putera sambil menirukan suara Pak Mansur. "Dan saya bahkan tidak pernah tahu barang apa yang paling berharga itu," lanjut Putera, merasa bersalah.

Dua minggu berlalu, Putera mendapat kiriman sebuah paket. Tertulis nama pengirim: "Bapak Mansur". Dengan penasaran, buru-buru dibukanya kiriman itu. Putera terpana saat menemukan kotak kecil berwarna emas dan sebuah kunci, serta secarik kertas. Dengan tangan gemetar, Putera membaca surat itu: "Setelah saya meninggal, kotak ini tolong diberikan kepada Putera. Ini adalah barang yang paling berharga selama kehidupanku." Dengan debar jantung yang kuat, Putera menemukan sebuah jam saku yang sangat indah. Dengan rasa sayang, Putera menyentuh permukaan jam saku dan membuka penutupnya. Di dalamnya terukir kata-kata: "Putera, terima kasih atas waktumu - Mansur." 

"Ya Tuhan, ternyata barang paling berharga bagi Pak Mansur adalah waktuku. Saat bersama dengannya!"

Putera terpaku sejenak dan seakan tertampar kesadarannya. Ia segera bertemu asistennya untuk mengosongkan jadwal selama 3 hari. "Kenapa, Pak?" tanya asistennya kebingungan.

"Penting dan mendesak! Saya harus menemani keluarga saya," jawabnya.


Setiap saat kita sibuk bekerja keras dengan alasan ingin sukses dan kaya raya demi membahagiakan keluarga kita. Tetapi, pada akhirnya, justru waktu bersama keluargalah yang selalu dikorbankan untuk itu, sehingga banyaknya uang tidak berujung membahagiakan.

Mari ingatkan pada diri sendiri, untuk bijak membagi waktu agar kehidupan berjalan dengan seimbang dan bahagia menjadi milik bersama.

Sabtu, 17 Maret 2012

Janganlah Menjadi Gelas

nasehat bijak
Seorang guru menghampiri muridnya ketika jam pelajaran selesai. Ada salah seorang murid yang belakangan ini wajah nya selalu murung.

"Kenapa kau selalu murung nak,,? bukankah banyak hal yang indah didunia ini..? Kemana perginya wajah bersyukur mu.." sang guru bertanya.

"Pak dan.. belakangan ini hidupku penuh dengan masalah.. sulit bagi saya untuk tersenyum. Masalah datang seperti tak ada habisnya... " Jawabnya.

Sang guru terkekeh. "Nak, ambil segelas air dan 2 genggam garam. Bawalah kemari biar ku perbaiki suasana hatimu.." Simurid pun beranjak pelan tanpa semangat. Ia laksanakan permintaan gurunya itu, lalu kembali lagi membawa gelas dan 2 genggam garam di tangannya.

"Coba ambil segenggam garam dan masukan ke segelas air itu.." Kata sang guru. 
"Setelah itu coba kau minum airnya sedikit." Simurid pun melakukannya. Wajahnya pun kini meringis karena meminum air asin. 

"Bagai mana rasanya.?" Tanya sang guru. "Asin, dan perutku jadi mual," Jawab simurid dengan wajah yang masih meringis. Sang guru terkekeh - kekeh melihat wajah muridnya yang meringis keasinan. "Sekarang kau ikut aku.." Sang guru membawa muridnya ke danau didekat tempat mereka.

"Ambil garam yang tersisa, dan tebarkan ke danau." Si murid menebarkan segenggam garam yang tersisa ke danau, tanpa bicara. Rasa asin dimulutnya belum hilang. Ia ingin meludahkan rasa asin dari mulutnya, tapi tak dilakukannya. Rasanya tak sopan meludah dihadapan guru, begitu pikirnya.

"Sekarang kamu coba minum air danau itu.." Kata sang guru sambil menyari batu yang cukup datar untuk didudukinya, tepat dipinggir danau. Si murid menangkupkan kedua tangannya, mengambil air danau dan membawanya kemulutnya lalu meneguknya. Ketika air danau yang dingin dan segar mengalir ditenggorokannya, sang guru bertanya kepadanya. "Bagai mana rasanya..?" 

"Segar, segar sekali.." Kata si murid sambil mengelap mulutnya dengan punggung tangannya. Tentu saja, danau ini berasal dari aliran sumber air diatas sana. Dan airnya mengalir menjadi sungai kecil dibawah. Dan sudah pasti air danau ini juga menghilangkan rasa asin yang tersisa dimulutnya.

"Terasakah rasa garam yang kau tebarkan tadi..?" "tidak sama sekali" Kata si murid sambil mengambil air dan meminumnya lagi. Sang guru hanya tersenyum memperhatikannya, membiarkan muridnya itu meminum air danau sampai puas.

"Nak,," Kata sang guru setelah muridnya selesai minum. "Segala masalah dalam hidup itu seperti segenggam garam. Tidak kurang, tidak lebih. Hanya segenggam garam. Banyaknya masalah dan penderitaan yang kamu alami sepanjang kehidupanmu itu, sudah dikadar oleh Allah, sesuai untuk dirimu.

Jumlah tetap, segitu - segitu saja, tidak berkurang dan tidak bertambah. Setiap manusia yang lahir kedunia pun demikian. Tidak ada satupun manusia, walaupun dia seorang nabi, yang bebas dari penderitaan dan masalah."

Si murid terdiam, mendengarkan. "Tapi nak, 'rasa asin' dari penderitaan yang dialami itu sangat tergantung dari besarnya 'qalbu'(hati) yang menampungnya. Jadi nak, supaya tidak merasa menderita, berhentilah menjadi gelas. Jadikan qalbu dalam dadamu itu jadi sebesar danau."

Kesimpulannya.. janganlah berpikiran sempit, karena kita punya 2 mata juga otak untuk berpandangan luas. Pandanglah kedepan seluas - luasnya. Maka, masalah yang anda hadapi akan terasa lebih mudah. (walaupun butuh pengorbanan).
Sekali lagi,, janganlah menjadi Gelas.....

Selasa, 13 Maret 2012

Kumpulan Kata – Kata Motivasi Mario Teguh Golden Ways


Orang-orang yang berhenti belajar akan menjadi
pemilik masa lalu. Orang-orang yang masih terus
belajar, akan menjadi pemilik masa depan. 

Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita
adalah untuk mencoba, karena didalam mencoba
itulah kita menemukan dan belajar membangun
kesempatan untuk berhasil. 

Anda hanya dekat dengan mereka yang anda
sukai. Dan seringkali anda menghindari orang
yang tidak tidak anda sukai, padahal dari dialah
Anda akan mengenal sudut pandang yang baru. 

Tinggalkanlah kesenangan yang menghalangi
pencapaian kecemerlangan hidup yang di
idamkan. Dan berhati-hatilah, karena beberapa
kesenangan adalah cara gembira menuju
kegagalan.

Jika anda sedang benar, jangan terlalu berani dan
bila anda sedang takut, jangan terlalu takut.
Karena keseimbangan sikap adalah penentu
ketepatan perjalanan kesuksesan anda. 

Jangan menolak perubahan hanya karena anda
takut kehilangan yang telah dimiliki, karena
dengannya anda merendahkan nilai yang bisa
anda capai melalui perubahan itu.

Anda tidak akan berhasil menjadi pribadi baru bila
anda berkeras untuk mempertahankan cara-cara
lama anda. Anda akan disebut baru, hanya bila
cara-cara anda baru.

Ketepatan sikap adalah dasar semua ketepatan.
Tidak ada penghalang keberhasilan bila sikap
anda tepat, dan tidak ada yang bisa menolong
bila sikap anda salah.

Orang lanjut usia yang berorientasi pada
kesempatan adalah orang muda yang tidak
pernah menua ; tetapi pemuda yang berorientasi
pada keamanan, telah menua sejak muda.

Hanya orang takut yang bisa berani, karena
keberanian adalah melakukan sesuatu yang
ditakutinya. Maka, bila merasa takut, anda akan
punya kesempatan untuk bersikap berani.

Kekuatan terbesar yang mampu mengalahkan
stress adalah kemampuan memilih pikiran yang
tepat. Anda akan menjadi lebih damai bila yang
anda pikirkan adalah jalan keluar masalah.

Jangan pernah merobohkan pagar tanpa mengetahui
mengapa didirikan. Jangan pernah mengabaikan
tuntunan kebaikan tanpa mengetahui keburukan
yang kemudian anda dapat.

Seseorang yang menolak memperbarui cara-cara
kerjanya yang tidak lagi menghasilkan, berlaku
seperti orang yang terus memeras jerami untuk
mendapatkan santan.

Bila anda belum menemukan pekerjaan yang sesuai
dengan bakat anda, bakatilah apapun pekerjaan
anda sekarang. Anda akan tampil secemerlang
yang berbakat.

Kita lebih menghormati orang miskin yang berani
daripada orang kaya yang penakut. Karena
sebetulnya telah jelas perbedaan kualitas masa
depan yang akan mereka capai.

Jika kita hanya mengerjakan yang sudah kita
ketahui, kapankah kita akan mendapat
pengetahuan yang baru ? Melakukan yang belum
kita ketahui adalah pintu menuju pengetahuan.

Jangan hanya menghindari yang tidak mungkin.
Dengan mencoba sesuatu yang tidak
mungkin,anda akan bisa mencapai yang terbaik
dari yang mungkin anda capai.

Salah satu pengkerdilan terkejam dalam hidup
adalah membiarkan pikiran yang cemerlang
menjadi budak bagi tubuh yang malas, yang
mendahulukan istirahat sebelum lelah.

Bila anda mencari uang, anda akan dipaksa
mengupayakan pelayanan yang terbaik.
Tetapi jika anda mengutamakan pelayanan yang
baik, maka andalah yang akan dicari uang.

Waktu ,mengubah semua hal, kecuali kita. Kita
mungkin menua dengan berjalanannya waktu,
tetapi belum tentu membijak. Kita-lah yang harus
mengubah diri kita sendiri.

Semua waktu adalah waktu yang tepat untuk
melakukan sesuatu yang baik. Jangan menjadi
orang tua yang masih melakukan sesuatu yang
seharusnya dilakukan saat muda.

Tidak ada harga atas waktu, tapi waktu sangat
berharga. Memiliki waktu tidak menjadikan kita
kaya, tetapi menggunakannya dengan baik
adalah sumber dari semua kekayaan.


Orang-orang yang minta gaji lebih biasanya tidak dapat lebih, tapi yang melakukan lebih dan berkualitas akan mendapat lebih. Jangan takar tenaga yang Anda keluarkan berdasarkan gaji yang Anda dapatkan tetapi berdasarkan hasil yang dapat Anda kontribusikan bagi kelangsungan dan keuntungan perusahaan Anda.  

Senin, 12 Maret 2012

Saatnya Putra Petir Harus Melawan

inspirasi Dahlan Iskan

Saatnya Putra Petir Harus Melawan

oleh: Dahlan Iskan



Terbukti,
Setiap Presiden Indonesia terjerat oleh BBM.
Terbukti,
Siapa pun presidennya, kapan pun masanya, harus menaikkan harga BBM.
Terbukti,
Setiap terjadi kenaikan BBM menimbulkan kehebohan nasional.
Terbukti,
Setiap kehebohan menguras energi nasional.
Energi dihambur-hamburkan.
Energi terbuang-buang sia-sia.
Energi yang mestinya untuk mendorong maju menjadi energi yang habis untuk berputar-putar.



Karena itu:
Mari kita lawan BBM!
Mari kita tolak BBM!
Mari beralih dari BBM ke listrik!



Mari!
Kita lawan BBM!
Untuk penyelesaian yang tuntas jangka panjang.
Agar BBM tidak lagi menjerat-jerat presiden-presiden yang akan datang.
Agar BBM tidak habis-habisnya menimbulkan kehebohan nasional.
Agar tidak terus-menerus menguras energi nasional.



Mari kita lawan BBM!
Mari kita produksi mobil-motor listrik nasional.
Kita pakai kendaraan listrik.
Bukan kendaraan yang haus BBM.



Jangan ketinggalan.
Seluruh dunia mengarah ke kendaraan listrik.
Seluruh dunia akan beralih ke kendaraan listrik.
Seluruh dunia akan meninggalkan kendaraan BBM.



Jangan sampai kita ketinggalan lagi.
Hanya untuk terjerat-jerat BBM sepanjang masa.
Hanya untuk berheboh-heboh tiada habisnya.
Hanya untuk menguras energi semua manusia Indonesia.



Mari kita produksi kendaraan listrik.
Mari kita manfaatkan listrik murah ketika tengah malam.
Ketika semua orang tidur dengan lelapnya.
Ketika AC-AC kantor tidak bekerja.
Ketika TV-TV tidak menyala.
Ketika lift-lift gedung bertingkat beristirahat.



Listrik tengah malam.
Terbuang sia-sia.
Listrik tengah malam.
Alangkah bermanfaatnya bila untuk nge-charge kendaraan kita.



Mari kita produksi motor listrik nasional.
Mari kita produksi mobil listrik nasional.



Kita!
Putra-putri bangsa.
Pasti mampu merealisasikannya.
BUMN siap menjadi pelopornya.
BUMN siap menjadi pemrakarsanya.
Inpres hemat energi No 05/2006 harus menjadi nyata.



AYO!
Siapa pun Anda.
Yang merasa sebagai putra bangsa.
Yang sudah lama mimpi mobil-motor listrik nasional.
Yang memiliki konsep, bukan yang hanya bisa mengeluh.
Yang siap bekerja keras, bukan yang hanya bisa bicara keras.
Yang bisa melakukan R&D sendiri.
Yang bisa melahirkan kualitas motor listrik tidak seperti yang kita kenal hari ini.
Yang siap bikin blueprint dan working prototype untuk produksi mobil/motor listrik nasional.
Yang mampu menemukan teknologi tidak sekadar merakit yang sudah ada.
Yang siap melibatkan lembaga pendidikan nasional jangka panjang.
Yang siap untuk mengikuti sertifikasi pengujian nasional.
Yang kalau dipatenkan bisa diterima.
Yang siap membangun perusahaan nasional.



Dan tentu.
Yang siap bekerjasama dengan BUMN.



Ayo kumpul di BUMN.
Kita bicarakan bersama.
Kita wujudkan bersama.
Kita jalankan bersama.



Ayo kita lahirkan motor listrik nasional.
Ayo kita lahirkan mobil listrik nasional.



Ayo!
Jeratan nasional itu kita urai.
Kehebohan nasional itu kita cegah.
Pemborosan energi nasional itu kita akhiri.



Ayo.
Indonesia jangan ketinggalan lagi.



Mari!
Kita akhiri keluh-kesah.
Kita ganti dengan motor listrik nasional.
Kita ganti dengan mobil listrik nasional.



Mari kita songsong bersama.
Lahirnya……
Jabang bayi PUTRA PETIR ini!

Apa arti Sahabat?

Apa arti Sahabat?
Sahabat. Apa sih arti dari sebuah persahabatan?? Ada yang bilang sahabat itu adalah teman yang benar-benar dekat sampai tahu hal-hal kecil tentang kita. Ada juga yang bilang sahabat itu kalau kemana-mana selalu bareng. Tetapi salah satu sahabat saya bilang, sahabat itu adalah teman dalam suka dan duka, tapi tahu batas dimana suatu saat ketika teman dapat masalah, kita harus membiarkan dia mengatasi masalahnya sendiri agar teman tersebut tumbuh lebih matang dan mandiri.

Terkadang kita dengan enteng menyebut, dia itu sahabat saya. Tapi ketika ditanya ini itu tentang dia yang berhubungan dengan keluarga, pendidikan dan lain-lain, kita bingung menjawabnya. Dari situ apakah kita bisa berfikir, apakah saya ini sahabat yang baik? Apa saya pantas disebut sahabat? 


Sahabat adalah orang yang bisa melihat kita dari hati ke hati, bukan karena tampang, materi, latar belakang, pendidikan dan lain-lain. Karena itu kita mungkin jarang menanyakan hal-hal yang berbau privacy ke sahabat-sahabat kita. Sahabat kadang lebih sebagai pemberi masukan dan penerima keluh kesah. Persahabatan bukan dinilai dari sedalam apa kita tau tetek bengek orang tersebut, melainkan sedalam apa kita memahami orang tersebut. 


Bukan disebut sahabat jika hanya untuk memanfaatkan apa yang kita punya dan lain-lain. Ketika kita sedang jatuh, dia malah meninggalkan kita karena merasa tidak ada lagi yang bisa diberikan oleh kita.

Minggu, 04 Maret 2012

Minat Baca

Selanjutnya, berdasarkan penelitian yang dilakukan International Educational Achievement (IEA) tahun 2000, kemampuan membaca siswa SD Indonesia berada pada urutan ke-38 dari 39 negara yang diteliti atau terendah di ASEAN (Republika, 24/03/03). Selanjutnya, survei The Political and Economic Risk Country (PERC), sebuah lembaga konsultan di Singapura, pada akhir 2001 menempatkan Indonesia di urutan ke-12 dari 12 negara di Asia yang diteliti mengenai minat baca.

Kondisi literer merupakan sebuah proses yang komprehensif dimana untuk mewujudkan kondisi ideal ini harus terjadi sinergitas antara masyarakat, pasar, media dan pemerintah. Generasi literer merupakan syarat mutlak sebagai momentum kebangkitan dari keterpurukan, kemiskinan dan kebodohan yang membelenggu selama ini. Menciptakan generasi literer berarti membangun jembatan untuk membentuk sebuah generasi kritis serta peduli dengan masalah-masalah sosial. Hal inilah yang belum dilakukan oleh bangsa ini. Tidak mengherankan pendidikan di Indonesia serta peningkatan kualitas bangsa melangkah tertatih-tertatih.

Permasalahan Minat Baca

Menurut data Education for All (EFA) Global Monitoring Report tahun 2005, Indonesia adalah negara ke-8 dengan populasi buta huruf terbesar di dunia, yakni sekitar 18,4 juta orang buta huruf di Indonesia. Jelas temuan ini harus diantisipasi sejak dini oleh segenap elemen bangsa. Bukan tidak mungkin buta aksara adalah fenomena gunung es. Yang terpantau hanya sebagian dari penduduk. Masih banyak penduduk terutama penduduk pedalaman, yang belum melek aksara. Bagaimana mungkin bisa membangun kesadaran kritis jika membaca saja tidak mampu ?

Primanto Nugroho pernah melakukan penelitian kualitatif mengenai minat baca. Hasil penelitian yang berjudul Memotret Misteri Minat Baca di Masyarakat ini dipresentasikan pada diskusi di Pusat Studi Asia Pasifik UGM pada 11 Februari 2000. Berdasarkan hasil riset ini, perkara minat baca bukanlah persoalan kalkulasi tinggi rendah. Minat baca merupakan kondisi yang variatif sesuai dengan lokalitas di tiap elemen penyusun gerak masyarakat. Variasi dan kebutuhan akan informasilah yang menentukan keberhasilan suatu bacaan. Menurut Primanto, minat baca masyarakat sangat tergantung sampai sejauh mana masyarakat menganggap urgensi sebuah informasi. Artinya, persepsi oranglah yang menentukan kualitas minat baca. Jika suatu informasi dianggap tidak penting maka masyarakat tidak akan berminat membacanya. Begitu juga sebaliknya. Sehingga, sehebat apapun gerakan populis yang dicanangkan pemerintah, entah itu kampanye gemar baca, perpustakaan keliling, subsidi buku, hibah buku, buku murah, deregulasi penerbitan buku dan sebagainya tanpa ada penyadaran pentingnya sebuah informasi, minat baca masyarakat akan tetap jongkok.

Namun jika dicermati lebih jauh, minat baca masyarakat perkotaan tidaklah seburuk yang dibicarakan orang. Hanya saja, minat baca itu tidak diimbangi dengan daya beli sehingga mengesankan budaya baca masyarakat, termasuk kaum urban, masih rendah. Berdasarkan jajak pendapat yang dilakukan Kompas di 10 kota besar di Indonesia, hampir dua pertiga responden mempunyai kebiasaan membaca, minimal seminggu sekali. Menggembirakannya lagi, hampir seperempat responden menyatakan punya kebiasaan membaca setiap hari. Sayangnya, tingginya minat baca yang terekam dari hasil jajak pendapat ini tidak dibarengi dengan tingkat konsumsi buku. Persentase responden untuk membeli buku ternyata tidak setinggi minat bacanya. Sebagian besar responden menyatakan hanya membeli satu dua buku setiap bulannya. Dapat disimpulkan, rendahnya daya beli ini linear dengan tingkat perekonomian dan budaya masyarakat kita. Tuntutan ekonomi dan biaya hidup yang makin tinggi bisa jadi implikasi logis dari rendahnya daya beli masyarakat ini. Apalagi kultur masyarakat kita lebih didominasi oleh budaya lisan ketimbang budaya baca.

Budaya lisan (oral society) sudah begitu mendarah daging di hampir setiap stratifikasi sosial. Proses transfer budaya lebih banyak dilakukan lewat ke mulut. Mendongeng bisa menjadi salah satu contoh. Oral society ini semakin menguat dengan hadirnya media radio dan televisi. Jelas, dengan kondisi ini menciptakan budaya literer secara ajeg akan makin sulit terwujud. Terjadi lompatan fase dimana fase bercerita (praliterer) tidak diselingi dengan fase membaca (literer) tetapi langsung melompat ke budaya menonton (paskaliterer). Tidak heran, masyarakat kita, anak-anak termasuk orang tua, merasa asing dengan buku. Mereka tentu lebih hafal nama-nama artis sinetron dan penyanyi di televisi daripada nama penulis buku. Ditambah lagi, pada dasarnya daya serap melalui pendengaran (auditif) lebih tinggi daripada daya baca.

Selain itu, faktor lain yang menghambat interaksi manusia dengan buku adalah waktu kunjungan perpustakaan. Hampir seluruh perpustakaan, termasuk perpustakaan non-sekolah, waktu kunjungannya bersamaan dengan jam kerja. Jarang sekali ada perpustakaan yang buka sampai malam hari. Padahal, pengunjung perpustakaan selama ini didominasi oleh pelajar, mahasiswa atau dosen. Akibatnya, tidak ada sinkronisasi antara jam sekolah atau kuliah dengan waktu kunjungan. Mahasiswa dan pelajar hanya punya waktu berkunjung ketika hari libur. Pola ini menjadikan ke perpustakaan bukanlah kegiatan prioritas tetapi lebih pada kegiatan untuk mengisi waktu libur. Jika kebiasaan ini terakumulasi, iklim akademik yang ideal untuk menghasilkan pemikir-pemikir kritis akan jauh dari harapan. Seyogyanya, perpustakaan menjadi rumah akademik kedua setelah sekolah atau kampus.

Permasalahan minat baca tidaklah persoalan tunggal. Kenyataan diatas hanyalah sebagian kecil dari permasalahan global yang ada. Jika ditambah dengan minimnya akses serta citra perpustakaan yang konservatif dan konvensional, maka membangun budaya literer bukanlah persoalan gampang. Selama ini, perpustakaan lekat dengan citra gedung tua, kusam, rak-rak penuh buku usang, dan pelayanan menyebalkan. Jika Image yang terkonstruksi sudah tidak baik, perpustakaan tak ubahnya seperti museum tua yang semakin sepi peminat. Perpustakaan belum menjadi tempat bersahabat untuk remaja yang lahir di tengah himpitan modernisasi.

Revolusi Perpustakaan

Perpustakaan merupakan salah satu kunci untuk membangun kesadaran literer, disamping lembaga pendidikan formal tentunya. Sayang, dari beberapa kali kunjungan ke Perpustakaan Daerah, susah sekali menemukan buku baru yang sangat berkualitas. Bahkan buku-buku usang berkualitas pun jumlahnya sangat minim. Meskipun secara kuantitas jumlahnya tidak bisa dikatakan sedikit tetapi dari segi pembaharuan bisa dikatakan tidak berjalan sama sekali. Padahal kita tahu perkembangan dan peredaran buku-buku baru selalu bertambah dan bervariatif dari segi content-nya. Artinya semakin banyak buku yang beredar tentu semakin banyak pula khasanah pengetahuan dan informasinya. Meskipun meyedot anggaran yang tinggi, karena harga buku juga mahal, pengadaan buku baru adalah hal utama yang harus dilakukan.

Tidak hanya dalam pengadaan buku-buku baru, pengelola perpustakaan juga bisa melakukan terobosan revolusioner dengan menyediakan peralatan digital audio-visual. Bioskop mini misalnya. Langkah ini sudah dilakukan oleh Perpustakaan Umum dan Arsip Daerah Kota Semarang. Setiap pengunjung bisa dimanjakan dengan layanan audio-visual mengenai berbagai ilmu pengetahuan dan fenomena alam, antara lain tsunami, keajaiban alam, gunung berapi, gempa bumi, ruang angkasa, dan sejarah Kota Semarang. (Kompas Jawa Tengah, 19/05/07).

Menurut Kepala Kantor Perpustakaan Umum dan Arsip Daerah Kota Semarang Bimbong Yogatama, perpustakaan tidak lagi sebagai gudang buku yang terpajang rapi menurut golongan buku atau jenis-jenis buku, tetapi lebih sebagai gudang informasi yang terus berkembang. Perkembangan yang dilakukan tidak hanya sebatas dengan penambahan koleksi buku tetapi juga menghadirkan teknologi terbaru. Selain memperbaharui koleksi film, Perpustakaan Daerah Kota Semarang juga menyediakan permainan komputer interaktif bernuansa pendidikan.

Hal yang senada juga dilakukan oleh Perpustakaan Nasional RI. Selain menggunakan sistem tertutup, dimana masyarakat hanya boleh membaca di tempat atau memfoto copy buku yang dibutuhkan, kini Perpustakaan Nasional juga menggunakan sistem terbuka (Kompas, 26/05/07). Selain itu, Perpustakaan Nasional juga menghadirkan mobil perpustakaan elektronik keliling serta ruang multimedia. Menyediakan layanan perpustakaan kelilling juga sudah dilakukan oleh Perpustakaan Kota Surabaya serta Perpustakaan dan Arsip Daerah Semarang. Disamping untuk memperkenalkan eksistensi perpustakaan, mobil perpustakaan keliling juga bisa menjadi media kampanye untuk penyadaran minat baca.

Terobosan lain yang bisa dihadirkan oleh pengelola perpustakaan adalah menyediakan digital library, hot spot atau layanan internet kepada pengunjungnya. Gebrakan ini sudah dilakukan oleh praktisi perbukuan yang berkolaborasi dengan pemerintah dengan mengelola perpustakaan yang berlayanan E-Mail : Library@Senayan.com dengan alamat yang bertempat di gedung Departemen Pendidikan Nasional Jl. Jendral Sudirman, Jakarta. Perpustakaan ini memberi layanan lengkap, mulai dari buku-buku berbahasa asing dan peminjaman materi audio visual. Kemajuan teknologi tidak boleh ditanggapi dengan acuh oleh pengelola perpustakaan tetapi harus diimbangi dengan kreativitas. Dengan begitu pengunjung tinggal membawa laptop dan bisa mengerjakan tugas di perpustakaan. Di beberapa pusat perbelanjaan kehadiran hot spot mendapat sambutan yang cukup antusias oleh masyarakat.

Apresiasi tinggi juga layak disematkan kepada jaringan perpustakaan pemerintah DKI Jakarta. Perpustakaan Umum Daerah Soemantri Bojonegoro di bilangan Kuningan Jakarta melayani masyarakat sampai jam delapan malam. Tentunya, hal ini menjadi langkah positif karena masyarakat akan punya waktu yang relatif nyaman untuk pergi ke perpusakaan. Hebatnya lagi, mereka melayani masyarakat setiap hari tanpa mengenal hari libur. Kelihatannya, perpustakaan daerah lain harus mengikuti gebrakan ini.

Langkah lain yang bisa diambil oleh pengelola perpustakaan adalah mengadakan talk show dan bedah buku untuk momentum tertentu. Tema yang diangkat tentunya tidak jauh dengan minat baca. Untuk menarik minat pengunjung, perpustakaan bisa mengundang tokoh atau artis yang peduli dengan minat baca, misalnya Tantowi Yahya atau Katon Bagaskara, Duta Baca Nasional. Sedangkan bedah buku bisa dilakukan secara continue mengingat kegiatan ini tidak membutuhkan biaya yang begitu besar. Buku-buku baru dengan topik yang lagi hot bisa dijadikan tema.

Sedikit banyak, kegiatan ini akan mengundang animo masyarakat untuk datang ke perpustakaan. Apalagi jika acara ini dilakukan secara berkesinambungan. Masyarakat akan benar merasakan kehadiran perpustakaan secara nyata. Kegiatan ini juga bisa mengubah citra perpustakaan yang sudah sedemikian mengakar di masyarakat. Bahwa perpustakaan bukanlah tempat yang menyeramkan tetapi menyenangkan yang tidak kalah dengan pusat perbelanjaan. Pengelola perpustakaan bisa bekerja sama dengan penerbit buku untuk mengadakan acara seperti ini. Diakhir acara bisa dilakukan kuis atau door prize dengan memberikan buku sebagai hadiahnya. Kegiatan lain yang bisa dilakukan adalah diskusi-diskusi dengan tema-tema menarik. Tentunya, pengelola harus memperhatikan segmen yang ingin disasar. Apakah anak-anak, remaja, mahasiswa atau kaum akademisi sudah mampu untuk meningkatkan minat baca ?

Persoalan lain yang tidak kalah pentingnya, apakah selama ini perpustakaan, baik itu perpustakaan sekolah atau perpustakaan umum, mampu menjawab kebutuhan buku pengunjungnya ? Frank dalam buku Orangtua, Anak, dan Buku menulis, anak-anak umumnya lebih senang membaca buku yang membuatnya bahagia (Josette Frank, 1984). Untuk itu, untuk menumbuh kembangkan minat baca pada anak-anak, pengelola perpustakaan harus tahu buku apa yang paling diinginkan pengunjungnya. Menumbuhkan minat baca sejak dini adalah membuat anak-anak nyaman dengan huruf dan tulisan. Pengelola perpustakaan hendaknya menyediakan buku yang diminati atau sesuai dengan perkembangan anak-anak dan remaja, asal isinya mendidik. Jika langkah ini sudah tidak dilakukan sejak dini, kita tidak mungkin memaksa seseorang membaca buku ketika dewasa kelak.

Harus disadari benar bahwa perpustakaan adalah media untuk menciptakan dan meningkatkan minat baca, disamping tentunya menumbuhkan apresiasi budaya, seni dan prestasi. Sehingga tidak mungkin pustakawan bisa bekerja sendiri untuk mencapai cita-cita. Harus ada sinergi dengan pemerintah, swasta (penerbit) maupun media massa. Dengan penerbit, perpustakaan bisa mengadakan kerja sama dengan menghadirkan buku-buku terbaru dengan kompensasi berupa pemasangan iklan di sekitar perpustakaan. Sedangkan media massa bisa mengkampanyekan gerakan gemar baca secara intensif mengingat televisi, radio dan koran atau majalah merupakan media yang cukup persuasif.

Meskipun iklan layanan masyarakat mengenai minat baca sudah dikampanyekan secara massif toh minat baca masyarakat belum menunjukkan kemajuan signifikan. Harus ada terobosan lain yang dilakukan pemerintah. Misalnya, menggiatkan lomba-lomba berbasis literasi lomba seperti lomba meresensi buku, menulis artikel atau esai, menulis karya tulis mendongeng, dan membaca cepat untuk anak SD. Untuk teknis pelaksanaan pemerintah bisa bekerja sama dengan perpustakaan di daerah-daerah. Kehadiran lomba ini, dengan hadiah yang menarik paling tidak bisa sedikit ‘memaksa’ masyarakat untuk membaca. Namun, mesti diingat panitia wajib mengklasifikasikan berdasarkan usia atau pekerjaan. Misalnya pelajar harus dibedakan dengan mahasiswa dan umum. Harus ada juga kualifikasi tema yang berbeda untuk setiap kategori.

Pemerintah juga wajib untuk mengalokasikan dana khusus untuk pembelian buku-buku baru. Dana yang bisa ditarik dari masyarakat paling hanya dari biaya pendaftaran atau perpanjangan kartu, itupun jumlahnya tidak seberapa. Langkah ini mutlak harus dilaksanakan mengingat salah satu penyebab minimnya antusiasme untuk datang ke perpustakaan adalah minimnya koleksi buku baru yang bisa dibaca. Untuk menjadi generasi yang cerdas memang membutuhkan dana yang cukup besar, tapi komitmen pemerintah untuk membiaya perpustakaan juga menarik untuk ditunggu. Pemerintah tidak boleh terpaku hanya untuk pada pengadaan buku paket tetapi juga pengadaan buku-buku ilmiah populer. Buku-buku jenis ini pastinya akan lebih diminati oleh anak-anak jika dibandingkan dengan buku-buku pelajaran yang menggunakan bahasa kaku dan formal. Untuk menggugah keinginan anak-anak pemerintah juga bisa menggunakan Koran Mingguan Kerakyatan (KOMIK) sebagai media untuk menyampaikan informasi. Media visual tentunya akan lebih menarik dibandingkan dengan bukunya yang isinya tulisan melulu.

Hal yang tidak kalah pentingnya adalah pendirian komunitas-komunitas buku atau buku bacaan yang bersifat nirlaba. Contohnya, Kedai Sinau (Malang), oasebaca (Semarang), Kombet (Bogor), Pasar Buku (Jakarta), Yayasan Alang-Alang Jakarta, Ibu Kembar dan Pendidikan Anak Miskin Jakarta serta Taman Bacaan milik artis Yessy Gusman. Kehadiran komunitas dan taman bacaan ini patut mendapat apresiasi positif dan dukungan dari semua pihak. Perpustakaan juga bisa menggagas terbentuknya komunitas buku seperti ini. Misalnya, dengan memberikan ruangan atau tempat khusus buat acara diskusi-diskusi terbatas. Ketersediaan ruangan untuk diskusi bisa menjadi penegas eksistensi dan ruang berekspresi komunitas seperti ini. Apalagi, pada umumnya komunitas ini punya rencana strategik jangka panjang sehingga eksistensi mereka wajib didukung terutama dari segi pendanaan.

Meskipun terengah-engah, semangat untuk menumbuh kembangkan minat baca masyarakat harus dijaga. Strategi-strategi revolusioner harus selalu dihadirkan agar persoalan minat baca, seperti yang dikatakan Fuad Hassan, sebagai ‘lagu lama’. Mochtar Lubis pernah menyatakan bahwa buku adalah senjata yang kukuh dan berdaya hebat untuk melakukan serangan maupun pertahanan terhadap perubahan sosial, termasuk perubahan dalam nilai-nilai manusia dan kemasyarakatan. Jika kesadaran literer ini tidak juga bisa digugah, kelihatannya kemiskinan dan kebodohan tidak akan beranjak dari bangsa ini.

Penulis: Harrys Pratama Teguh

FUNGSI DAN PERANAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH

FUNGSI DAN PERANAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH



I. Pendahuluan

Apabila kita memasuki suatu perpustakaan, yang kita lihat pertama adalah jajaran buku dan bahan pustaka lain yang diatur secara rapih di rak buku,rak majalah, maupun rak-rak bahan pustaka lain.
Bahan-bahan pustaka tersebut diatur menurut suatu sistem tertentu sehingga memudahkan bagi pengunjung untuk menemukan kembali bahan pustaka yang diperlukan.
Pertanyaan yang timbul pada diri kita adala apakah setiap jajaran buku dan bahan pustaka lain yang diatur secara sistematis boleh disebut perpustakaan? Atau dengan kata lain, apakah sebenarnya perpustakaan itu?
Banyak batasan atau pengertian tentang perpustakaan yang disampaikan oleh para pakar di bidang perpustakaan. Anda dapat mempelajari beberapa pengertian perpustakaan seperti di bawah ini :
• Menurut kamus “ The Oxford English Dictionary”,kata “library” atau perpustakaan mulai digunakan dalam bahasa Inggris tahun 1374, yang berarti sebagai “ suatu tempat buku-buku diatur untuk dibaca, dipelajari atau dipakai sebagai bahan rujukan”.
• Pengertian perpustakaan ini pada abad ke-19 berkembang menjadi “ suatu gedung,ruangan atau sejumlah ruangan yang berisi koleksi buku yanng dipelihara dengan baik,dapat digunakan oleh masyarakat atau golongan masyarakat tertentu.
• Dalam perkembangannya lebih lanjut, pengertian perpustakaan memperoleh penghargaan yang tinggi, bukan sekadar suatu gedung yang berisi koleksi buku yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.
• Pada tahun 1970, The American Library Association menggunakan istilah perpustakaan untuk suatu pengertian yang luas yaitu termasuk pengertian “ pusat media, pusat belajar, pusat sumber pendidikan, pusat informasi, pusat dokumenstasi dan pusat rujukan “.
• Dalam pengertiannya yang mutakhir, seperti yang tercantum dalam Keputusan Presiden RI nomor 11, disebutkan bahwa “ perpustakaan merupakan salah satu sarana pelestarian bahan pustaka sebagai hasil budaya dan mempunyai fungsi sebagai sumber informasi ilmu pengetahuan, teknologi dan kebudayaan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional.

Pengertian perpustakaan yang mutakhir ini telah mengarahkan kepada tiga hal yang mendasar sekaligus, yaitu hakikat perpustakaan sebagai salah satu sarana pelestarian bahan pustakan; fungsi perpustakaan sebagai sumber informasi ilmu pengetahuan, teknologi dan kebudayaan; serta tujuan perpustakaan sebagai sarana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan menunjang pembangunan nasional.

Adapun pengertian perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang berada dalam suatu sekolah yang kedudukan dan tanggunng jawabnya kepada kepala sekolah; yang melayani sivitas akademka sekolah yang bersangkutan.

II. FUNGSI PERPUSTAKAAN

Pada pembahasan sebelumnya sudah dijelaskan bahwa perpustakaan merupakan salah satu sarana pelestarian bahan pustaka. Bahan pustaka yang dimaksud merupakan hasil budaya dan mempunyai fungsi sebagai sumber informasi ilmu pengetahuan, teknologi dan kebudayaan, dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional.
Dalam pengertian perpustakaan yang mutakhir ini juga tersirat fungsi perpustakaan pada umunya, yaitu sebagai sumber informasi ilmu pengetahuan, teknologi dan kebudayaan. Namun secara khusus,setiap jenis perpustakaan mempunyai fungsi masing-masing ,yang berbeda antara yang satu dan lainnya. Fungsi Perpustakaan Nasional RI berbeda dengan fungsi Perpustakaan Umum,fungsi Perpustakan Daerah berbeda dengan Perpustakaan Sekolah,fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi berbeda dengan fungsi Perpustakaan Khusus/Dinas. Karenanya berbeda-beda, maka masing-msing perpustakaan memiliki tujuan yang berbeda-beda pula yang harus dicapai oleh masing-masing jenis perpustakaan.
Marilah sekarang kita tinjau satu-persatu fungsi-fungsi perpustakaan menurut jenisnya.

Perpustakaan Nasional RI, menurut Keputusan Presiden nomor 11 tahun 1989,pasal 3 ,menyelenggarakan fungsi :
a.membantu Presiden dalam rangka merumuskan kebijaksanaan mengenai pengmbangan,pembinaan dan pendayagunaan perpustakaan.
b. melaksanakan pengembangan tenaga perpustakaan dan kerjadsama antara badan/lembaga termsuk perpustakaan didalam maupun diluar negeri
c. melaksanakan pembinaan atas semua ejnis perpustakaan di instansi/lembaga pemerintah maupun swasta yang ada dipusat ataupun didaerah
d. melaksanakan pengumpulan,penyimpanan, dan pengolahan bahan pustaka dari dalam dan luar negeri
e. melaksanakan jasa perpustakaan, perawatan danpelestarian bahan pustaka
f. melaksanakan penyusunan naskah bibliografi nasional dan katalog induk nasional
g. malaksanakan penyusunan bahan rujukan berupa indeks,bibliografi,subyek,abstrak dan penyususnan perangkat lumak bibiliografi.
h. melaksanakan jasa koleksi rujukan dan naskah
j. melaksanakan tugas lain yang ditetapkan oleh Presiden

1. Fungsi Perpustakaan Daerah

Disamping,Perpustakaan Daerah yang merupakan suatu organaisasi dilingkungan Perpustakaan Nasional RI yang berada di daerah , menurut Keputusan Kepala Perpustakaan Nasional RI nomor 001/Org/9/1990, tentang Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI, mempunyai fungsi :
a. mempersiapkan bahan perumusan kebijaksanaan pembinaan dan pengembangan perustakaan di daerah.
b. melaksanakan pembinaan dan pengembangan pada semua jenis perpustakaan di daerah
c. melaksanakan pengeumpulan, penyimpanan, dan pengolahan bahan pustaka
d. melaksanakan jasa perpustakaan, perawatan dan pelestarian bahan pustaka
e. melaksanakan penyususnan dan penerbitan bibliobgrafi daerah dan katalog induk daerah
f. melaksanakan penyususnan bahan rujukan berupa indeks,bibliografi,subyek, abstrak dan direktori
g. melaksanakan jasa informasi dan rujukan (referensi)
h. melaksanakan kerja sama antar perpustakaan di daerah
i. melaksanakan koordinasi dan evaluasi kegiatan perpustakaan di daerah
j. melaksanakan urusan ketatausahaan

2. Fungsi Perpustakaan Umum dan Keliling

Perpustakaan Umum baik yang berada di Daerah Tingkat II (Ibukota Kabupaten/Kotamadya), di ibukota kecamatan maupun yang berada di desa, menurut Keputusan Menteri Dalam Negeri nomor 9 tahun 1988 dan Instruksi Menteri Dalam Negeri nomor 21 tahun 1988, mempunyai fungsi :
a. menghimpun dan mengolah bahan pustaka dan informasi
b. memelihara danmelestarikan bahan pustaka dan informasi
c. mengatur dan mendayagunakan bahan pustaka dan informsi, sebagai pusat kegiatan belajar, pelayanan informasi, penelitian dan menumbuhkan minat dan kebiasaan membaca bagi seluruh lapisan masyarakat

Perpustakaan Keliling berfungsi sebagai perpustakaan umum yang melayani kebutuhan informasi masyarakat yang tidak terjangkau oleh pelayanan perpustakaan umum. Pada hakikatnya fungsi Perpustakaan Keliling sama dengan Perpustakaan Umum . Perpustakaan Keliling merupakan kepanjangan layanan Peprustakaan Umum.

3. Fungsi Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan Sekolah menurut Keputusan Menteri Pendidiknan dan Kebudayaan nomor 0103/O/1981, tanggal 11 Maret 1981, mempunyai fungsi sebagai :
a. Pusat kegiatan belajar-mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan seperti tercantum dalam kurikulum sekolah
b. Pusat Penelitian sederhana yang memungkinkan para siswa mengembangkan kreativitas dan imajinasinya.
c. Pusat membaca buku-buku yang bersifat rekreatif dan mengisi waktu luang (buku-buku hiburan)
Semua fungsi tersebut akan tergambar dalam koleksi pepustakaan bersangkutan.


III. ASPEK-ASPEK PEMBINAAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH

1. Aspek Status, Ogranisasi dan Manajemen

Sampai saar ini status beberap jenis perpustakaan ,seperti perpustakaan khusus,perpustakaan sekolah, perpustakaan perpguruan tinggi dan lain-lain, belum jelas, khususnya tentang eselonisasinya. Hal ini mengakibatkan tidak jelas pula aspek-aspek lainnya, misalnya berapa luas gedung/ruangannya, berapa banyak pustakawannya, berapa banyak koleksinya dan lain-lain. Oleh karena itu status beberapa jenis perpustakaan masih menjadi masalah yang perlu diperjuangkan. Yang statusnya telah jelas adalah Perpustakaan Nasional RI (eselon I), Perpustakaan Daerah (eselon II) dan Perpustakaan Umum Dati II (eselon IV).
Karena status masih belum jelas maka organisasinya juga menjadi masalah sehingga organisasi perpustkaan dalam Undang-undang Perpustakaan yang akan datang dapat disusun meliputi:
1. Kepala Perpustakaan (unsur pimpinan)
2. Petugas tata usaha perpustakaan ( unusur pembantu pimpinan)
3. Unsur pelaksana yang terdiri atas:
a) Petugas pengadaan/pengolahan baha pustaka
b) Petugas pelayanan (sirkulasi dan referensi)
c) Petugas penyuluhan/pemasyarakatan
d) Petugas penelitian dan pengembangan

Manajemen perpustakaan fungsi kegiatannya meliputi perencanaan,pengorganisasian,penggerakan , dan pengawasan (POAC= Planning, Organization,Actuating dan Controlling)
Dalam perencanaan kepala perpustakaan dapat menggungakan prinsip-prinsip Manajemen Berdasarkan Sasaran (MBS atau Mangement By Objectives (MBO).

2. Aspek Ketenagaan

Keberhasilan suatu perpustakaan diukur berdasarkan tinggi rendahnya kemempuan perpustakaan tersebut dalam melaksanakan fungsinya sebagai pusat kegiatan belajar mandiri serta pusat pelayanan informasi, penelitian dan rekreasi masyarakat sekelilingnya. Untuk itu sebuah perpustakaan dari segi fisiknya memerlukan pembinaan yang tepat, yang memperhatikan perpaduan aspek lokasi gedung ruangan dan koleksi bahan pustaka agar serasi, selaras dan seimbang dengan baik. Tidak boleh terjadi alur kerja terhambat karena masalah ruang. Ini berarti bahwa petugas perpustakaan harus dapat mengatur ruang sedemikian rupa sesuai dengan kondisi yang ada. Hal ini teruta

IV.PENUTUP

Perpustakaan Sekolah merupakan unit kerja dan sebagai perangkat mutlak (complement) dari sekolah yang bersangkutan. Dengan tujuan menyediakan koleksi pustakan untuk menunjang keberhasilan proses belajar mengajar. Dikatakan juga bahawa perpustakaan tersebut sebagai “jantungnya” pelaksanaan pendidikan pada lembaga itu.
Sedangkan fungsi utamanya yaitu sebagai pusat sumber belajar,pusat sumber informasi dan pusat bacaan rekreasi dan pengisi waktu senggang. Untuk selanjutnya perpustakaan itu sebagai tempat membina minat dan bakat siswa, menuju belajar sepanjang hayat (Long Life Education)




Daftar Pustaka

MUJITO, Pembinaan Minat Baca, Jakarta : Universitas Terbuka,1993
MARTOATMOJO,Karmidi. Manajemen Perpustakaan Khusus. Jakarta: Universitas Terbuka, 1997
----------------------------------. Pelayanan Bahan Pustaka. Jakarta: Universitas Terbuka, 1993
SULISTYO,Basuki. Pengantar Ilmu Perpustakaan: Universitas Terbuka, 1993